Enough. [TBZ Hyunjae x OC]

Stephie.
3 min readAug 31, 2022

--

Notes: TBZ X OC , angst , broken relationship

Hyunjae menarik nafasnya dalam. Tenggorokannya terasa tercekat, berusaha menekan rasa sesak yang memenuhi rongga dadanya sejak tadi. Netra elangnya menatap gadis di depannya, yang telah mengisi relung hatinya selama hampir tiga tahun belakangan. Tangannya terkepal erat, menahan emosi, tepatnya rasa sedih dan kecewa, agar tidak meledak.

I wasn’t enough for you?” tanya Hyunjae dengan nada lirih, penuh keputus-asaan, terasa menusuk luka yang sudah terbuka. Tanpa disadari, airmata telah menggunung di kedua kelam berwarna coklat miliknya.

Hening menyelimuti keduanya. Semilir angin bulan Agustus yang biasanya Hyunjae tunggu, kini berubah menjadi salah satu yang ia benci mulai sekarang.

Perempuan itu, Jung Jisoo, kekasih Hyunjae, hanya terdiam. Memilih mengarahkan pandangannya ke arah flat shoes yang ia pakai, sebelum memberanikan diri menatap Hyunjae dengan tatapan tak gentar.

No, you were too much.” Setelah mengucapkan kalimat yang tidak pernah Hyunjae harapkan akan ia dengar dari (mantan) kekasihnya, Jisoo memilih pergi. Meninggalkan Hyunjae sendirian tanpa penjelasan akan berakhirnya hubungan mereka; atau setidaknya pembicaraan terkait mengapa tiba-tiba gadis itu meminta putus. Semuanya terasa begitu cepat, hingga Hyunjae tidak tahu mengapa ini terjadi, ataukah ia membuat kesalahan tidak termaafkan pada Jisoo.

You were too much, katanya?

Dengusan kasar terdengar. Lidah Hyunjae ingin berdecak sebelum mengeluarkan tawa sarkasme mendengar jawaban (mantan) kekasihnya, namun ia memilih diam. Hyunjae mengatupkan bibirnya, giginya bergemelutuk keras; menandakan ia dikuasai amarah dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Sesaat setelahnya, figur tegap itu runtuh. Terduduk di taman dekat apartemennya, dengan airmata yang mengalir dari tatapan matanya yang kosong. Sesak yang memang sudah memenuhi dadanya sejak tadi, kini mulai menghimpit ruang nafasnya dan membuat Hyunjae menyerah.

Lelaki itu terisak cukup keras, nafasnya tersengal, dengan kedua tangannya memukuli dadanya. Raungan tangisnya semakin lantangan ketika sekelebat memori yang Hyunjae habiskan dengan Jisoo, berputar di kepalanya seperti kaset yang rusak. Siapapun yang mendengar tangisan Hyunjae pun bisa merasakan seberapa sesak, sakit, hingga remuknya hati Hyunjae saat ini juga.

Lelaki bernama Lee Jaehyun itu tidak pernah menangis dalam hidupnya. Semua orang mengenalnya sebagai Hyunjae yang periang, jahil, tengil, serta ‘selalu hidup’. Namun, kehilangan Park Jisoo terasa seperti menghancurkan seluruh dunia yang ia bangun, memporak-porandakan benteng yang ia bangun, mengambil separuh nafas yang Hyunjae punya untuk hidup. Rasanya, ketika ia tidak diterima bekerja, tidak sesakit ini. Hyunjae ingin mengamuk kepada semesta, mengapa harus ia yang mengalami patah hati yang sakitnya luar biasa ini?

Tanpa Hyunjae sadari, Jisoo bersembunyi di balik pohon besar yang terletak tidak jauh dari halaman komplek apartemen tempat Hyunjae tinggal. Kondisi gadis itu sama kacaunya dengan Hyunjae. Wajah yang tidak karuan, mata memerah dengan eyeliner dan eyeshadow yang sudah berantakan, serta isakan keras yang berlomba-lomba keluar, yang ia tahan dengan gigitan bibir.

Sekali lagi, untuk terakhir kalinya, Jisoo menatap figur Hyunjae yang masih terduduk dengan suara tangis yang samar-samar ia dengar.

The universe said no to us, Hyunjae. I’m sorry I can’t continue our fights, but in another life, i would like to be your forever.”

fin.

— — — — — — — — — — — — — — — — — — — — -

EPILOG

To: Jisoo Jung

From: Lee eommonim

Terima kasih telah meninggalkan anakku yang berharga, dia pantas mendapatkan yang lebih baik. Ku harap kau tidak akan mengganggu hidup kami lagi, atau kebahagiaan Hyunjae yang menjadi taruhannya.

--

--

Stephie.
0 Followers

I wrote for my own fun and satisfaction. @tepsbubble on twitterm.